Yogyakarta — Dalam upaya membentuk karakter dan memperkuat nilai spiritual warga binaan, Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta kembali menggelar kegiatan pembinaan kerohanian dan kepribadian di Paviliun Edelweis, pada Senin (21/07/2025). Paviliun Edelweis sendiri merupakan blok hunian khusus yang diperuntukkan bagi warga binaan baru (Mapenaling) serta warga binaan yang sedang menjalani masa isolasi.
Kegiatan ini diampu oleh Ustaz Sumarno, salah satu petugas pembinaan kepribadian Lapas Narkotika Yogyakarta. Dalam penyampaiannya, ia menekankan pentingnya taubat, kesadaran diri, dan perubahan perilaku sejak awal menjalani masa pidana.
“Paviliun ini adalah tempat awal perjalanan pembinaan. Di sinilah fondasi mental dan spiritual harus mulai dibangun, agar nanti selama menjalani masa pidana, warga binaan tidak hanya sekadar menjalani hukuman, tetapi juga mengalami perubahan,” tutur Ustaz Sumarno dalam ceramahnya.
Materi yang disampaikan meliputi penguatan nilai-nilai keimanan, motivasi untuk berubah, serta ajakan untuk memperbanyak ibadah dan introspeksi diri. Warga binaan juga diajak berdialog dan bertanya secara terbuka tentang persoalan keagamaan maupun tantangan mental yang dihadapi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian secara intensif, yang diberikan secara berjenjang kepada warga binaan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali masuk Lapas.
Kalapas Narkotika Yogyakarta, Porman Siregar, menyampaikan bahwa pendekatan kepribadian di awal masa pidana sangat krusial dalam proses reintegrasi sosial.
“Kami ingin sejak hari pertama, warga binaan mendapatkan bekal mental dan spiritual. Di Paviliun Edelweis inilah proses itu dimulai, agar pembinaan ke depan lebih bermakna dan terarah,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan warga binaan memiliki kesiapan spiritual dan mental yang kuat untuk menjalani pembinaan selanjutnya dan dapat kembali menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat.