SLEMAN — Setelah sukses memproduksi tempe buatan sendiri, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta kini melangkah ke tahap berikutnya dalam pelatihan kemandirian, yakni mengolah tempe menjadi berbagai produk makanan siap saji yang bernilai jual. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (08/05) di Aula Giatja Lapas dengan pendampingan dosen dan mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
Pada sesi pelatihan kali ini, WBP mempraktikkan cara mengolah tempe menjadi berbagai jenis makanan olahan kreatif, seperti snackbar tempe, pangsit tempe, dan lumpia tempe. Masing-masing olahan dipersiapkan dari bahan dasar tempe hasil produksi mereka sendiri, yang sebelumnya telah difermentasi dan dikemas dengan baik.
Para WBP tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian praktik, mulai dari persiapan bahan, pengolahan, hingga teknik penyajian. Mereka diajarkan cara memadukan bumbu, membentuk adonan, hingga teknik penggorengan yang tepat agar hasilnya renyah dan menarik untuk dijual.
Salah satu dosen pembimbing dari UKDW menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang agar WBP memiliki keterampilan wirausaha berbasis pangan. “Kita tidak hanya mengajarkan produksi, tapi juga memperkenalkan mereka pada nilai tambah suatu produk agar bisa dipasarkan setelah bebas nanti,” ujarnya.
Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas menyampaikan bahwa pelatihan seperti ini menjadi bagian penting dari program pembinaan kemandirian. Harapannya, para WBP tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mampu menjadi produsen yang mandiri setelah kembali ke masyarakat.
Dengan pelatihan ini, Lapas Narkotika Yogyakarta membuktikan bahwa pembinaan bukan hanya soal kedisiplinan, tetapi juga pemberdayaan, harapan, dan masa depan.