Yogyakarta – Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta terus berupaya memberikan pembinaan kemandirian kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui berbagai program pelatihan keterampilan. Salah satu program terbaru yang dilaksanakan adalah Pelatihan Pembuatan Tempe dan Olahan Makanan Berbahan Dasar Tempe yang bekerja sama dengan Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Pelatihan tahap pertama ini digelar pada Senin (17/02) di Aula Giatja Lapas Narkotika Yogyakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi WBP agar mereka memiliki bekal yang bermanfaat saat kembali ke masyarakat. Tempe dipilih sebagai produk pelatihan karena memiliki nilai gizi tinggi, mudah dibuat, serta memiliki prospek usaha yang menjanjikan.
Pada hari pertama pelatihan, peserta mendapatkan pembekalan materi dari tim Fakultas Bioteknologi UKDW yang mencakup tiga aspek utama:
- Pengenalan Tempe oleh Dr. Charis Amarintini – Menjelaskan tentang apa itu tempe, sejarahnya, serta bagaimana kedelai dapat berubah menjadi tempe yang kaya akan nutrisi.
- Manfaat dan Kandungan Nutrisi Tempe oleh Dwi Aditiyarini – Tempe dikenal sebagai sumber protein nabati yang memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan daya tahan tubuh, baik untuk pencernaan, serta dapat menjadi alternatif makanan sehat.
- Proses Pembuatan Tempe oleh Tri Yahya Budiarso– Peserta diberikan pemahaman mengenai tahapan pembuatan tempe, mulai dari pemilihan kedelai, proses fermentasi, hingga cara menghasilkan tempe yang berkualitas baik.
Selain penyampaian materi, dalam kesempatan ini juga dilakukan serah terima peralatan pembuatan tempe dari Fakultas Bioteknologi UKDW kepada Lapas Narkotika Yogyakarta. Bantuan ini berupa alat-alat produksi yang akan digunakan dalam sesi praktik pembuatan tempe di tahap selanjutnya.
Kalapas Narkotika Yogyakarta, Porman Siregar, menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama ini. Beliau menegaskan bahwa program pelatihan keterampilan seperti ini menjadi bagian dari upaya pembinaan yang bertujuan agar WBP dapat memiliki keahlian yang berguna setelah mereka bebas.
"Kami berharap pelatihan ini dapat membuka wawasan dan memberikan keterampilan yang dapat menjadi bekal bagi WBP dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pembuatan tempe bukan hanya sekadar keterampilan memasak, tetapi juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai peluang usaha," ujar Kalapas.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta, yang terlihat antusias dalam mengikuti materi. Mereka berharap pelatihan ini dapat memberikan wawasan baru serta keterampilan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka di masa depan.
Pelatihan ini akan berlanjut ke tahap praktik langsung, di mana peserta akan mempelajari teknik pembuatan tempe secara langsung dengan bimbingan dari tim UKDW. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan WBP tidak hanya mendapatkan keterampilan, tetapi juga termotivasi untuk menjalani kehidupan yang lebih produktif setelah menyelesaikan masa pidana mereka.
Lapas Narkotika Yogyakarta berkomitmen untuk terus menghadirkan berbagai program pelatihan berbasis keterampilan dan kemandirian guna mendukung reintegrasi sosial warga binaan ke masyarakat.
