Yogyakarta – Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta terus berkomitmen meningkatkan kapasitas dan profesionalisme petugas pemasyarakatan melalui pelatihan bertajuk “Praktek Modul Nelson Mandela Rules dan Conflict Management Training”. Pelatihan gelombang pertama ini berlangsung di aula Lapas Narkotika Yogyakarta pada Senin (9/12). Kegiatan diikuti oleh 40 petugas, termasuk wali pemasyarakatan, asesor, dan petugas pengamanan.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), yang bertujuan memberikan wawasan kepada petugas mengenai aturan minimum standar internasional tentang perlakuan terhadap tahanan, atau Nelson Mandela Rules, serta strategi pengelolaan konflik di lingkungan Lapas.
Dalam sambutannya, Kepala Lapas Narkotika Yogyakarta, Porman Siregar, menegaskan pentingnya pelatihan ini dalam menunjang tugas sehari-hari. “Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan profesionalisme petugas serta mendukung program rehabilitasi dan pemulihan bagi warga binaan,” ujarnya.
Kapokja Kerja Sama Peran Serta Masyarakat Ditjenpas, Sigit Budianto, yang turut hadir, menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi momen penting dalam mendukung penerapan standar internasional di Lapas. “Kami berharap petugas dapat mengimplementasikan Nelson Mandela Rules secara konsisten, sehingga pengelolaan Lapas semakin manusiawi dan profesional,” katanya.
Dukungan serupa disampaikan oleh Raby Pramudatama, Programme Coordinator UNODC, yang mengapresiasi Lapas Narkotika Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pertama yang melaksanakan pelatihan ini secara in-house. “Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam membangun pengelolaan konflik berbasis aturan dan mendukung rehabilitasi warga binaan,” ungkapnya.
Pelatihan berlangsung dengan metode interaktif, meliputi sesi diskusi, simulasi pengelolaan konflik, serta presentasi tentang konsep dasar dan aplikasi Nelson Mandela Rules. Selain itu, peserta juga dilibatkan dalam sharing session untuk berbagi pengalaman terkait tantangan dalam pengelolaan konflik.